Dapur Ghina

Sudah satu jam Ghina, Lala, dan Jeje berada di dalam bilik milik Ghina. Seperti rencana awal, katanya sih mereka ingin belajar bersama. Nyatanya? Sedari tadi mereka hanya bersenda gurau, menonton film, dan tipikal remaja pada umumnya, tidak lengkap rasanya jika tidak membicarakan hal random.

“Selesai, yeey!” sorak Lala yang baru saja menyelesaikan pekerjaan rumahnya.

“HAH? DEMI APA?” teriak Ghina dan Jeje berbarengan menyudahi aktivitas mereka.

“Hehe, habisnya aku bingung kalian ngomongin apa, jadi aku ngerjain duluan deh. Liat aja tugas aku sini, maaf yaa?” tutur Lala lembut.

“Ngapain minta maaf, berasa galak banget dah gua,” jawab Jeje.

“Yaa maaf? Tadi katanya mau belajar bareng, tapi aku malah ngerjain duluan.”

“HAHAHAHAH alibi doang itu, aslinya emang kita berdua mau nyalin tugas. Makasih ya bestie,” ucap Ghina sambil tertawa.

“Laper gak sih?” sela Jeje.

“Laper sih, ambil makanan gih di bawah,” ujar Ghina yang masih sibuk menyalin tugas sahabatnya itu.

“Kalian masih nugas, apa aku aja yang ambil?” sahut Lala menawarkan diri.

“Ih baik banget emang temen gue satu ini. Makanannya ada di dapur, sekalian bawa cola yang ada di kulkas ya.”

“Gapapa? Buka buka kulkas kamu?”

“Gapapa, santai aja.”


Lala cukup kebingungan saat berada di dapur rumah Ghina. Snack dan beberapa jajanan terletak di rak yang cukup tinggi, ia tak sampai.

“Yahh, gimana ambilnya ya? Bibi kayaknya lagi keluar deh, mau balik ke atas tapi nanti mondar mandir jadinya,” gumam Lala yang masih asik menggapai tempat itu.

Sedikit lompatan dan beberapa loncatan telah dilakukan, tetapi sepertinya sia-sia.

“Eh? Ngapain?” tanya Danta yang sedang menuju ke dapur untuk mengambil air mineral.

“Eh, emm anu kak... disuruh Ghina ambil snack, tapi aku ga sampai,” gugupnya.

Sungguh, ini pertemuan pertama paling canggung untuk keduanya. Rasanya Lala ingin pergi sekarang juga dari hadapan Danta. Malu, bingung, campur aduk deh rasanya.

“Gue ambilin sini. Lain kali, minta tolong aja, daripada loncat loncatan nanti jatuh.”

“Hehe, iya kak, maaf.”

“Lala yuhuuuu, eh? Kalian lagi ngapain nih? Reunian?” teriak Ghina yang sedang menghampiri keduanya.

“Makasih ya kak.” Lala tersenyum, menggapai benda yang diberikan Danta.

“Oh, gue dicuekin nih,” cetus Ghina.

“Gajelas lo bau.” Danta menutuk kepala Ghina menggunakan botol air mineral yang ia bawa, melewatinya dan bergegas ke lantai atas.

“KOK KURANG AJAR SIH? SAKIT ANJING.”

“Heh! Mulutnya,” teriak Danta dari lantai atas.